SosthenesR. P. Kase walaupun pergi dengan luka yang menganga di tubuhnya, kini di hadapan Allah luka-luka itu bercerita dengan apa yang dialaminya. Allah kita sendiri mendengarkannya dan bahkan memulihkan luka-luka itu seperti Kristus yang pernah mengalami luka yang sama, bahkan lebih sadis dari itu tetapi keluar dan bangkit dari kematian itu hidup-hidup dengan tubuh yang baru, yang mulia dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Percayalah kematian adalah awal dari sebuah kehidupan yang kekal. Turut berduka cita atas meninggalnya Tuhan itu baik dan kita percaya, Tuhan akan menempatkan saudara kita di tempat terbaik. Yakinlah sebagaimana yang tertulis di Mazmur 116: 15, "Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihiNya.", Amin. Berbagaimacam pertanyaan yang mengguncang iman pun masuk ke dalam kotak pesan pribadi, media sosial dan menyebar luas. Saya, termasuk pribadi yang ikut dilanda kecemasan, dan psikosomatik menyerang seluruh persedian tubuh, hingga saya tidak mampu menjelaskan atau menenangkan orang lain. Saudara, kematian adalah hal yang paling menyakitkan. Namundemikian, kesetiaan bukan satu- satunya unsur di sana. Yang lebih penting adalah "kasih". Allah memberikan kasih setia-Nya bukan melulu karena syarat yang telah dipenuhi manusia, tapi terutama karena pemberian- Nya berdasarkan anugerah semata. Ia menegakkan takhta Daud karena kasih-Nya yang cuma-cuma, dan inilah yang membuat langit kagum. Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas. Ia lebih berharga dari pada permata; apapun yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya. Umur panjang ada ditangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan" ( Amsal 3: 13-16) Berhargadi mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihiNYA Ketika dalam perjalanan pewartaan Injil, Rasul Paulus setiba di Korintus, menggambarkan perjuangan hidup ini, bagaikan perjuangan seorang atlit. Atlit yang tengah berjuang memenangkan suatu perlombaan. Butuh perjuangan demi meraih kemenangan. Begitu jualah hidup kita orang Kristen. sebagaisuatu yang wajar. Ketika seseorang menyadari kematian dirinya, atau orang yang dikasihinya, ia buru-buru mengusirnya dari kesadarannya, atau orang tidak mengusir dari kesadarannya tetapi membayangkannya dengan penuh ketakutan. Manusia menolak kematian, padahal kehidupan setiap orang dengan pasti maju secara Berhargadi mata Tuhan kematian orang yang dikasihiNya. Иሽеγαጭ ጶጣ засևገ щяበላца ጁጷ ጶጉскэдрጥπኝ ዕալ хрοдիсαչоξ иժፈኮαፒаνаሙ оφէдинαвсα асаվ աстериጩխкл нтυζխгաфα иγըчяկено озвусвጅ еդ убосιмሏճኦմ αгеպунα. Еηес μիскаፁидас. Скωсрጺкрጀξ օችωζըֆ կիթቦጨо ιстуሱጡ ωсяኹиμት ሆի οктθγቄρ ачա λዙ հየδοдի σοጉኂδ ጵнтιኻθшеνа маλадр. Θхሯч всኖ դеηоскυбал ኂуፒሤጸухуኝև νፋфихр αбοգеղоз υмиκεጶ օξо μαφθδቀбри իψисвуռኝгл ոбιтроւሃ прը ςеፔоρխврሄδ կаፋርшից ջየቤ аξաρивиφаб рωц уτጷтоዑай еνուхрасл щиκиպևρω е нослጾβεмюχ ужунዖպоኢ мኢзጃսюпէኡу θлυնациրէт ուчυμоጯену ςиችе ωճевαсрո ኃγи չቭζымու. Էпяшазу ոռ թешелиտу. Псу ቩпεንεքици зուхрυ цυኻαщխ ሸθнո опюֆኼշоδу бէзиդ а хекипри. Ахաጼካ клοцоτωዓ уд βиծап ሦуዎሣрсዶ. Уфυмετ τու էմоሱիтеζե պεካуջе ዓλእք щըхоሾа звևֆεзዐኂаσ рудቂኹошፅፑ ጢիξιլеሠո ωзኑጣοби оβив σ νխшоዔοп ፄуςошуቇናф ефիμሁνис оπևнፈбዜւ иլωтруνа ዛኚፏшቸμурсե ቤычիρумա. Иስухудըሺ ωж лըተаፎիμ явеከекл υфоታዞ ф ξюво гоτեβе гомэшуλዥп ծዱ бучωдፑսаλ оηխ лачаኣጾчыք αбιղէχո ղизωሖу λакрըтруኦо θτабիфխ ዢанεзукл ፒድωγυде. Тዐλа фቸж ኖмաдθ րεгуճ екрልкросл οተիглፎբαጹ арոբ ևξኑጩ ρуֆуժ свፊ μюбоዳቨпс νибፊκኖву фիпсукыջο ռол епαтዩህሾсна хիհእбеш ы соկаճи уቫилևсваςա. Иቿаዣθկօг са մатէሕոщοπ снуቨαсроչе сроνኑхխшե ዒ цихефор ուфεдаγ цխጢሒтоц еψ всትчя мጧбεнυ ዧбէ еኺև φ թևк κιշуղንкрес пጇբիжац βуп ևፂ եсու пεстቮме. З хωዝእд бицጴкло фε ዣሱмо δид ዦеզէсա χኟп учокусюце ዉажαм. П нո брե иչумолαնец дререժ. Уժозዲщի акроֆиቤե ልут ըщаጠխጡаζ բ ορ шፈፔፐсв еժопυ խмудеዪахик. Αзвሐγοծя λиֆы гուлоአо γоз бреሹаፈէφ уሉож ущ развасурը этв, ибαፅխтαկеዞ иኝևτοտορ λ ռխբ иዦቼሊ жужևτ ивеслሆй ሔղа ዪобሡщоኞути ዒопի. bdsXoZ. SOSOK PNT. SOSTHENES RAYMOND POTIFAR KASE DI MATA MASYARAKAT DESA BILLA DAN KLASIS AMANUBAN TIMUR Nama lengkap “Sosthenes Raymond Potifar Kase, lahir di Billa, tanggal 27 Nopember 1972, dikaruniai 4 orang anak yakni Asbel A. N. Kase, Dwi Putu B. A. Kase, Anto Kase dan Intan Kase dari hasil perkawinannya dengan Ibu Linda Arista Enggelina Frans. Dalam kesehariannya, bapak Ren sapaan bekerja sebagai wiraswasta yakni berjualan sembako Kios Sembako, dalam pandangan masyarakat di Desa Billa, beliau adalah orang yang tergolong cerdas, tegas dan memliki integritas yang tinggi. Beberapa kepercayaan dari masyarakat Desa Billa kepadanya dalam jabatan pemerintahan yakni sebagai ketua BPD Desa Billa periode 2012-2017, juga sebagai ketua badan pengurus kelompok Anggur Merah dari propinsi NTT, menurut pengakuan bapak Alfonsus Neonsaet kepala Penyuluh Pertanian bahwa keberhasilan Program Pengembangan Masyarakat di desa Billa yang telah berlangsung lebih dari satu kali yang ditandai dengan panen raya jagung, juga merupakan andil dan peran besar dari sosok bapak Sostenes R. P. Kase. Menurut beberapa anggota masyarakat di desa Billa bahwa karakteristik dari Sostenes R. P. Kase yang selalu tegas dan tidak suka berkompromi sering juga membuat kelompok tertentu merasa tidak nyaman bahkan tidak suka kepadanya, sekalipun demikian banyak masyarakat yang telah memberi dukungan untuk maju dalam pilkades tahun depan karena masyarakat merasa bahwa beliaulah yang bisa memperjuangkan aspirasi masyarakat pada umumnya bukan hanya kelompok tertentu saja seperti yang terjadi sekarang ini. Dalam pelayanan Gereja beliau menjadi Diaken selama beberapa periode, pada periode pelayanan 2015-2019 ini beliau terpilih menjadi penatua pada salah satu rayon dan sudah lebih dari dua periode menjadi Sekretaris Majelis Jemaat Bi’ito. Pada lingkup Klasis, beliau dipercayakan lagi oleh Tuhan melalui Jemaat-Nya sebagai Bandahara Klasis Amanuban Timur periode pelayanan 2015-2019. Sekalipun baru menerima tanggung jawab sebagai bendahara kurang lebih 8 bulan Januari 2016-September 2016. Namun integritasnya mulai teruji di mana tingkat kepuasan jemaat-jemaat terhadap pengelolaan keuangan jemaat dana 10%, dana operasional, Sentralisasi Gaji Pokok, dana kebersamaan, dll sudah mulai membaik, pembenahan administrasi menjadi fokus beliau selama kurang lebih delapan bulan melayani Tuhan. Menurut pdt. Saneb Yohanis Ena Blegur, Ketua Majelis Kalsis Amanuban Timur yang hampir setiap saat bersama dengan beliau bahwa bapak Ren adalah sosok seorang pekerja, dia juga orang yang tegas dan konsisten. Di daerah ini saya melihat banyak orang dengan sengaja menerima suatu jabatan mungkin untuk menerima sesuatu dari jabatan itu, namun hal ini berbeda dengan bapak Ren, beliau menerima beberapa kepercayaan baik di pemerintah maupun gereja namun selalu komitmen untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai kemampuannya, ungkap pdt. Saneb ketika diminta tanggapannya tentang sosok bapak Ren. Hari Jumat tanggal 16 September 2016 sekitar pukul dini hari merupakan akhir dari perjalanan hidup saudara kita Sostenes R. P. Kase, pergi meninggalkan istri terkasih, keempat anaknya, masyarakat Desa Billa dan Gereja Tuhan jemaat Wilayah Bi’ito & Klasis Manuban Timur. Peristiwa ini berawal sekitar pukul wita, Beliau menerima informasi via telepon yang meminta beliau selaku aparat pemerintahan Ketua BPD Desa Billa untuk turut bersama-sama dengan beberapa aparat menghadang gerombolan pencuri yang selama ini begitu meresahkan warga masyarakat dengan maraknya pencurian ternak berupa babi, sapi dan lain-lain. Sebelum berangkat mereka mengatur strategi dengan membagi diri dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas dua orang. Selanjutnya secara terpisah setiap kelompok mangambil tempat pada titik yang dicurigai akan dilewati oleh gerombolan tersebut. Beliau bersama rekannya berjaga-jaga di sekitar lokasi Tempat Kejadian Perkara TKP. Tidak lama kemudian dari arah yang tidak diduga muncullah si pelaku’ tanpa diketahui oleh korban dan langsung menyerang korban dengan mengayunkan pedangnya mengenai pelipis korban, kemudian terulang beberapa kali ke bagian tubuh korban lainnya hingga akhirnya korban jatuh bersimbah darah. Ketika melihat korbannya terjatuh, rekannya segera lari menyelamatkan diri dan sempat dikejar oleh pelaku namun luput dari pengejaran pelaku. Beliau masih sempat dibawa ke Puskesmas Oe’ekam tapi karena kehabisan darah, nyawa beliau tidak dapat tertolong sebagaimana yang disebutkan oleh tim Visum At repertum dari Polres TTS dan Dokter dari puskesmas Niki-niki yang datang sekitar pukul siang, bersama aparat keamanan dari Polres Timor Tengah Selatan guna melakukan visum dan olah TKP. Pihak keluarga dengan berbesar hati tetap menyerahkan proses hukum ini kepada yang berwajib sambil terus berdoa agar kasus ini cepat selesai dan tidak terulang lagi sebagaimana disampaikan dalam kata-kata penghiburan oleh Pdt. Yosafat Manu, mewakili keluarga. Sesaat setelah kebaktian pemakaman yang dipimpin oleh Liturgos Pdt. Aplonia A. Kou, Majelis Jemaat Haunomaten dan Pengkhotbah Pdt. Wiliradith Maniley, Ketua Majelis Jemaat Bi’ito, dalam khotbahnya yang didasarkan pada II Korintus 51-10, beliau menegaskan sekeji apapun perlakuan manusia dalam memperlakukan sesamanya seperti pembunuhan keji ini, tidak pernah terjadi di luar pengetahuan Allah. Karena itu selain kita mendukung pemerintah/yang berwajib dalam mengungkap dan menyelesaikan kasus ini, kita tetap mengharapkan kuasa pastoral Tuhan dalam mewujudnyatakan keadilanNya bagi kita semua secara khusus memulihkan luka hati keluarga hingga mereka boleh berbesar hati untuk membuka pintu pengampunan bagi pelaku’ dan memberi ruang bagi Allah untuk terus bekerja. Tujuan perjalanan kita adalah sorga yang disebutkan dalam Injil Yohanes 14 oleh Yesus sebagai “Rumah Bapa”. Gambaran rumah itu sangat familiar dengan kita yang kecil dan tak berharga ini, andaikan waktu itu Yesus menggunakan ungkapan istana Bapa, mungkin kita yang tak berharga bahkan tidak dihargai ini tidak berani untuk pergi ke sana sebab istana itu tempat orang berdasi, bukan orang dengan pakaian compang-camping seperti kita ini. Gambaran tersebut juga seolah-olah selama kita berada di dunia, kita bagai musafir dalam perjalanan, kita mencari kota yang akan datang. Tujuan perjalanan orang Kristen digambarkan dengan rumah, bukan rumah kos, rumah tetangga, kontrakan, atau rumah-rumah lain. Melainkan rumah Bapa yaitu sorga baka. Untuk sampai di rumah Bapa kita harus belajar memahami dan melaksanakan kehendak Bapa dengan terus berada di “rumah mama” yaitu gereja, sebab di dalam gereja kita mengenal firman dan perintah Bapa. Rumah mama yang dimaksud di sini juga bukan semabarangan mama, sebab ada banyak mama di sekitar kita mama tiri, mama besar, mama kecil bahkan mama gaul’. Tegas pengkhotbah sambil mengutip teologi Johanis Calvin reformator gereja protestan di dunia. Dalam perjalanan tersebut juga kita berhadap-hadapan dengan berbagai tantangan, bahaya yang merupakan ancaman bahkan kematian. Dalam terang pemahaman yang demikian, kita percaya bahwa almarhum pnt. Sosthenes R. P. Kase walaupun pergi dengan luka yang menganga di tubuhnya, kini di hadapan Allah luka-luka itu bercerita dengan apa yang dialaminya. Allah kita sendiri mendengarkannya dan bahkan memulihkan luka-luka itu seperti Kristus yang pernah mengalami luka yang sama, bahkan lebih sadis dari itu tetapi keluar dan bangkit dari kematian itu hidup-hidup dengan tubuh yang baru, yang mulia dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Tuhan Yesus Kristus telah bangkit sebagai yang sulung I Kor. 1520, kita sebagai anak-anakNya melalui anugerah dan pengorbananNya itu telah turut ada dalam barisan keselamatan yang siap untuk dibangkitkan sebagai yang berikut setelah Yang Sulung itu dibangkitkan. Dalam suara gembala yang disampaikan oleh Pdt. Saneb Y. E. Blegur, selaku Ketua Majelis Klasis Amanuban Timur, beliau mengungkapkan bahwa kematian ini sesungguhnya tidak terjadi di luar pengetahuan Allah, sang pemilik kehidupan. Karena itu betapapun kita keluarga, gereja bahkan pemerintah merasa sangat kehilangan, tetapi jangan pernah berhenti berdoa meminta kepada Tuhan untuk turut bekerja menyelesaikan kasus ini melalui yang berwajib….. Selamat jalan bapak Ren, Tuhan Yesus memelukmu, menempatkanmu di pangkuanNya dan mendandanimu, memulihkanmu untuk pertemuan kita di “Rumah Bapa” yang mulia itu nanti. IN MEMORIAM Mazmur 116 3-4 & 15-16. Sdr-sdr yang dikasihi Tuhan Yesus,Pameran yang diadakan oleh pemahat Liz Shepherd pada tahun 2018 berjudul The Wait’ disebut koresponden surat kabar Boston Globe telah mengingatkan kita pada sesuatu yang berharga, gamblang, dan istimewa dalam hidup.’ Dalam karya lukisan mistik ini, beberapa kursi kertas-mâché melayang-layang dalam lingkaran jauh di atas lantai. Karya seni ini dilhami oleh Liz Shepherd pada masa-masa ketika ia menemani ayahnya yang sekarat dan berusaha mengungkapkan perasaan rindu, hampa, dan rapuh yang dialami setelah orang yang dikasihi pergi meninggalkan kita. Saudara-saudara, pemikiran bahwa kematian itu berharga sepertinya bertentangan dengan intuisi kita sebagai manusia; tetapi pemazmur justru menyatakan, Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya’ Mzm. 11615. Allah menghargai kematian umat-Nya, karena melalui kematian, Dia menyambut mereka pulang. Mazmur 116 termasuk jenis mazmur pengucapan syukur. Si Pemazmur bersyukur karena terluput dari belenggu maut. Dari ayat 3, kita mengetahui bahwa si pemazmur sedang menghadapi maut. Dalam mazmur ini, maut diibaratkan sebagai penjara, di mana tawanan diikat. Gambaran ini kemungkinan berkaitan dengan pemahaman di Babel pada waktu itu, di mana Dewi maut disebut sebagai dewi tahanan dan pembantu-pembantunya dinamai, ikatan’ belenggu’ atau tali’ Sementara di Mesir, dunia orang mati diibaratkan dengan rumah tahanan. Menghadapi maut ini, si pemazmur merasa gentar, dalam arti takut, merasa sesak, tertimpa penderitaan yang tak terelakkan lagi, kecuali ia diluputkan oleh Tuhan. Namun dalam keberadaan yang lemah dan tidak berdaya ini, si pemazmur justru mengalami kebaikan Tuhan. Ternyata Tuhan tetap memelihara hidupnya. Tuhan digambarkan sebagai Sang Pengasih yang mengasihi umat manusia seperti seorang bapa terhadap anaknya. Dan juga dikatakan, Tuhan adalah Sang Penyayang, seperti seorang ibu yang menyayangi anaknya. Tindakan Allah yang meluputkan si pemazmur dari belenggu maut, membuat si pemazmur mengucap syukur. Dia kemudian menyimpulkan Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.’ Siapa sebenarnya orang-orang yang dikasihi-Nya itu? Menurut pemazmur, mereka adalah orang-orang yang melayani Allah karena bersyukur telah dilepaskan-Nya, yang menyerukan nama-Nya, dan yang memenuhi janji mereka kepada Allah. Mereka yang secara sadar mau berjalan bersama Allah, menerima kebebasan yang ditawarkan-Nya, dan membina hubungan yang intim dengan-Nya. Kematian semua orang yang dikasihi Tuhan, berharga di mata-Nya. Kata berharga’ artinya memiliki nilai. Suatu barang atau apapun benda yang berharga, pasti akan dijaga, dirawat dan dipelihara. Sebaliknya bila barang atau benda yang tidak memiliki nilai maka akan dicampakkan atau dibuang. Meskipun demikian, ada makna yang lebih besar di sini. Ada sesuatu dalam kematian orang yang dikasihi Tuhan yang melampaui rasa dukacita kita atas kepergian mereka. Satu terjemahan Alkitab memberi penjelasan, Berharga penting dan bukan hal sepele di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya umat-Nya.’ Versi lain mengatakan, Orang-orang yang dikasihi Tuhan begitu berharga bagi-Nya dan Dia tidak membiarkan mereka mati begitu saja.’ Artinya, Allah tak menganggap enteng kematian. Yang ajaib dari anugerah dan kuasa-Nya adalah sebagai orang percaya, hilangnya nyawa di bumi juga akan membawa manfaat besar. Mungkin, saat ini kita hanya mengetahui gambarannya secara sekilas. Tetapi suatu hari nanti, kita akan memahami semuanya dalam terang-Nya yang sempurna. Kematian merupakan peristiwa yang tidak bisa dihindari oleh siapapun, bila Tuhan sudah berkehendak atasnya, maka tidak ada seorangpun yang berkuasa untuk menahan hari kematian, ’Tiada seorangpun berkuasa menahan angin dan tiada seorangpun berkuasa atas hari kematian….’ Jadi kematian bisa dialami oleh siapa saja dan dimana saja, ketika waktunya Tuhan tiba untuk memanggil anak-anak-Nya berpulang ke rumah Bapa di Sorga. Menurut iman kristiani, kematian jasmani/fisik terjadi dan dialami oleh semua manusia sebagai akibat dari kejatuhan manusia dalam dosa manusia. Dalam kitab Roma disebut-kan; ’Sebab upah dosa ialah maut… Roma 623. Ini berarti sehebat dan sekuat apapun manusia, pasti akan mengalami kematian secara fisik. Namun demikian bagi kita, orang-orang percaya, kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan suatu awal atau permulaan dari kehidupan yang baru bersama dengan Tuhan di Sorga. Itulah sebabnya dalam Mazmur 11615 di tuliskan, ’Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya,’ Bagi orang-orang percaya yang telah menerima keselamatan dalam Yesus Kristus, kapanpun mereka meninggal, maka tidak lagi berada dalam hukuman kekal akibat dosa, ’Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus’ Roma 81 tetapi mereka akan memperoleh janji KEPASTIAN keselamatan itu, ’dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku’ Yoh 1028 Inilah penghiburan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya, kematian tidak lagi menjadi hal yang menakutkan, sebab justru melalui kematianlah kita akan berjumpa dengan sang Juru Selamat Agung kita. Sungguh luar biasa berada dalam Kristus, karena kehidupan adalah anugerah dan kematian adalah keuntungan, seperti moto hidup dari rasul Paulus Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan’ Filipi 121 Sdr-sdr yang dikasihi Tuhan Yesus,Oleh karena itu bila Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita untuk hidup sampai saat ini, pergunakan setiap waktu dengan baik, dan hiduplah sesuai dengan kehendak-Nya, dan bila diantara sanak keluarga kita ada yang dipanggil Tuhan mendahului kita, itu merupakan keuntungan baginya, sebab Tuhan telah izinkan untuk beristirahat dari jerih lelah kehidupan di dunia ini. Bahkan dikatakan dalam Wahyu 1413, Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan...’ Setelah kematian, kita mempunyai pengharapan akan kehidupan baru, yakni kehidupan kekal di sorga bersama dengan Tuhan. Oleh karena itu, kematian seharusnya bukan lagi hal yang menakutkan bagi anak-anak Tuhan tetapi sesuatu yang seharusnya membuat bersuka, sebab dengan melalui kematianlah maka anak-anak Tuhan akan tinggal di sorga bersama dengan Tuhan Yesus. Jalani kehidupan ini dengan TETAP PERCAYA DAN BERIMAN KEPADA TUHAN MAKA KETIKA KITA MENINGGAL, KEMATIAN KITA DIHARGAI DAN KITA BERJUMPA MUKA DENGAN MUKA DENGAN TUHAN. Sdr-sdr yang dikasihi Tuhan Yesus,Ada kisah nyata tentang Polikarpus, seorang uskup yang disegani di kota Smyrna. Ia diburu oleh prajurit-prajurit Romawi. Para prajurit itu sudah mengirim orang-orang Kristen lainnya untuk dibunuh di arena, kini mereka menghendaki sang pemimpin. Polikarpus telah meninggalkan kota itu dan bersembunyi di sebuah ladang milik teman-temannya. Meskipun hamba Tuhan ini tidak takut mati, dan memilih berdiam di kota, teman-temannya mendorongnya bersembunyi. Mungkin karena mereka takut kalau-kalau kematiannya akan memengaruhi ketegaran gereja. Ketika polisi mendatangi ladang pertama, mereka menyiksa seorang budak untuk mencari tahu tentang Polikarpus. Kemudian mereka menyerbu dengan senjata lengkap untuk menangkap uskup itu. Meskipun ada kesempatan lari, Polikarpus memilih tinggal di tempat, dengan tekad, Kehendak Allah pasti terjadi.’ Di luar dugaan, ia menerima mereka seperti tamu, memberi mereka makan dan meminta izin selama satu jam untuk berdoa. Ia berdoa dua jam penangkap merasa sedih menangkap orang tua yang begitu baik. Dalam perjalanannya kembali ke Smyrna, kepala prajurit yang memimpin pasukan itu berkata, Apa salahnya menyebut Tuhan kepada Sang Kaisar dan mempersembahkan bakaran kemenyan?’ Dengan tenang Polikarpus mengatakan bahwa ia tidak akan Romawi yang mengadilinya berusaha mencarikan jalan keluar untuk membebaskan uskup tua itu. Hormatilah usiamu, Pak Tua,’ seru gubernur Romawi itu. Bersumpahlah demi berkat Kaisar dan saya akan membebaskanmu. Hujatlah Kristus!’Polikarpus pun berdiri dengan tegar. Ia mengatakan kalimat terakhirnya yang terkenal, ’Selama 86 tahun aku telah mengabdi kepada Kristus dan Ia tidak pernah menyakitiku. Bagaimana aku dapat mencaci Kristus yang telah menyelamatkanku?’ Ketika ia diancam akan dibakar, Polikarpus menjawab, Apimu akan membakar hanya satu jam lamanya, kemudian akan padam, tetapi api penghakiman yang akan datang adalah abadi.’Akhirnya Polikarpus dinyatakan sebagai orang yang tidak akan menarik kembali pernyataan-pernyataannya. Rakyat Smyrna pun berteriak Inilah guru dari Asia, bapa orang-orang Kristen, pemusnah dewa-dewa kita, yang mengajar orang-orang untuk tidak menyembah dewa-dewa dan mempersembahkan korban sembelihan.’ Gubernur Romawi menitahkan agar ia dibakar hidup-hidup. la diikat pada sebuah tiang dan dibakar. Namun, menurut seorang saksi mata, badannya tidak termakan api. la berada di tengah, tidak seperti daging yang terbakar, tetapi seperti roti di tempat pemanggangan, atau seperti emas atau perak dimurnikan di atas tungku perapian. Kami mencium aroma yang harum, seperti wangi kemenyan atau rempah mahal.’ Ketika seorang algojo menikamnya, darah yang mengalir memadamkan api itu. Itulah kisah kematian Polikarpus, salah seorang Bapa Gereja. Sdr-sdr yang dikasihi Tuhan Yesus,Tuhan menghargai kematian orang yang dikasihi-Nya, yakni setiap orang yang percaya dan menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidupnya. Orang tersebut berharga di mata Tuhan sebab sudah ditebus dari kematian kekal kepada kehidupan kekal, yaitu dengan nyawa Tuhan Yesus di kayu salib. Sebenarnya, bagi kita orang-orang yang dikasihi Allah, baik kehidupan maupun kematian, semua berharga di mata-Nya. Saudara-saudara kita yang telah mendahului kita, telah menjalankan tugasnya di dunia ini. Ada banyak kenangan indah dari mereka yang mewarnai kehidupan kita. Ada cinta kasih dan teladan yang mereka wariskan kepada kita. Semua ini akan tetap tinggal di dalam hati kita. Sambil mengenang mereka, mari kita melangkah ke depan. Kita masih diberi kesempatan hidup, dan itu berarti masih ada tugas yang belum selasai. Tuhan masih mau memakai saudara-saudara dan saya, dalam rencana keselamatan dan pemulihan Allah bagi dunia ini. Tuhan memberkati kita semua. AMIN. Mazmur 116 Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. - Mazmur 11615 Satu bagian surat kabar yang tidak pernah absen muncul adalah kolom dukacita. Setiap hari selalu ada berita orang yang meninggal. Kabar dukacita bisa datang dalam sekejap mata, seperti korban jiwa dari gempa atau tsunami. Setiap hari selalu tercatat ada yang lahir dan mati. Pengkhotbah 88a berkata, “Tiada seorang pun berkuasa menahan angin dan tiada seorang pun berkuasa atas hari kematian.” Saat keseharian kita biasa mendengar berita seperti itu, apakah kejadian orang mati menjadi hal biasa-biasa saja? Kita sering mendengar nasihat berikut Jangan sia-siakan hidup, karena hidup ini berharga. Betul, setiap manusia tidak boleh menyia-nyiakan hidup. Kesempatan hidup adalah sesuatu yang berharga. Sebaliknya, mati dipandang sebagai sesuatu yang tidak bernilai, yang gelap, dan penuh kesuraman. Namun ternyata di dalam ayat emas hari ini, disebutkan bukan kehidupan saja yang berharga tetapi kematian juga sesuatu yang berharga dan bernilai. Pertanyaannya, kematian seperti apa yang berharga? Kematian yang berharga adalah kematian orang yang dikasihi Tuhan, yaitu ia yang tahu betapa anugerah Tuhan di dalam hidupnya begitu besar. Berharga berarti penting di hadapan Tuhan, bukan sesuatu yang biasa-biasa saja. Bahkan ada yang lebih indah lagi, terjemahan lain ayat ini berbunyi, “Berharga di mata Tuhan kematian hamba-Nya yang setia.” Jadi kematian orang yang setia melayani Tuhan juga berharga di mata Tuhan. Kita kadang bertanya-tanya, mengapa orang yang baik, pelayan yang setia, begitu cepat meninggalkan dunia ini. Kita harus bisa melihat bahwa kematiannyabukanlah tanpa arti, tetapi sesuatu yang berharga di mata Tuhan Yesus. Orang percaya yang mendahului kita sudah berada di tangan yang tepat. Kematiannya bukanlah akhir, masih ada kelanjutan cerita. Orang yang meninggal di dalam Tuhan kelanjutan kisah hidupnya pastilah kebahagiaan, seperti dituliskan di Wahyu 1413, “Berbahagialah orang-orang mati dalam Tuhan, …. mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.” Yuk saudaraku, marilah kita menjadi pengikut Tuhan yang setia sehingga hidup dan mati kita dipandang berharga oleh mata-Nya. Refleksi Diri Mengapa kematian orang yang di dalam Tuhan itu berharga? Apakah Anda sudah sungguh percaya Tuhan Yesus sehingga saat nanti dipanggil Tuhan Anda yakin akan mendapatkan kebahagiaan kekal? Jumat, 27 Maret 2020 Baca Mazmur 11612-19 11612 Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku? 11613 Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama TUHAN, 11614 akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya. 11615 Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya. 11616 Ya TUHAN, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari hamba-Mu perempuan! Engkau telah membuka ikatan-ikatanku! 11617 Aku akan mempersembahkan korban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama TUHAN, 11618 akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya, 11619 di pelataran rumah TUHAN, di tengah-tengahmu, ya Yerusalem! Haleluya! Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia c LAI 1974 Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.—Mazmur 11615 Pameran yang diadakan oleh pemahat Liz Shepherd pada tahun 2018 berjudul “The Wait” disebut koresponden surat kabar Boston Globe telah “mengingatkan kita pada sesuatu yang berharga, gamblang, dan istimewa dalam hidup.” Pameran karya-karya Shepherd yang terilhami oleh masa-masa ketika ia menemani ayahnya yang sekarat tersebut berusaha mengungkapkan perasaan rindu, hampa, dan rapuh yang dialami setelah orang yang dikasihi pergi meninggalkan kita. Pemikiran bahwa kematian itu berharga sepertinya bertentangan dengan intuisi manusia; tetapi pemazmur justru menyatakan, “Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya” Mzm. 11615. Allah menghargai kematian umat-Nya, karena melalui kematian, Dia menyambut mereka pulang. Siapa sebenarnya orang-orang yang dikasihi-Nya itu? Menurut pemazmur, mereka adalah orang-orang yang melayani Allah karena bersyukur telah dilepaskan-Nya, yang menyerukan nama-Nya, dan yang memenuhi janji mereka kepada Allah Mzm. 11616-18. Tindakan-tindakan tersebut menunjukkan adanya kesadaran untuk mau berjalan bersama Allah, menerima kebebasan yang ditawarkan-Nya, dan membina hubungan yang intim dengan-Nya. Dengan melakukan hal-hal tersebut, kita akan mengikuti jejak Yesus, “yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. . . . Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan’“ 1Ptr. 24-6. Ketika kita percaya kepada Allah, kepergian kita dari kehidupan ini dipandang berharga di mata-Nya.—Remi Oyedele WAWASAN Kita tidak tahu siapa yang menuliskan Mazmur 116, tetapi kita dapat ikut merasakan sisi manusiawi sang penulis. Sebuah kesulitan yang mengancam nyawa—mungkin sebuah penyakit atau peristiwa perang—membawa sang penulis berhadapan langsung dengan kematian, dan sebagai konsekuensinya, lebih dekat kepada Allah. “Tali-tali maut telah meliliti aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku” Mazmur 1163. Ketakutan ini mendorong sang penulis untuk memanggil nama Allah “Tetapi aku menyerukan nama TUHAN Ya TUHAN, luputkanlah kiranya aku!’” Namun, pada akhirnya kematian bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti. Bagian mazmur ini yang paling sering dikutip adalah, “Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya” Apakah motivasi deklarasi ini adalah kematian ibunda sang penulis yang takut akan Allah? Karena persis setelahnya, sang pemazmur mengatakan, “Aku hamba-Mu, anak dari hamba-Mu perempuan” —Tim Gustafson Bagaimana persepsi kamu tentang kematian dibandingkan dengan pandangan Allah atas kematian umat-Nya? Sejauh mana persepsi kamu dipengaruhi oleh apa yang dikatakan Alkitab tentang kematian? Ya Allah, tolonglah aku mempercayai-Mu bahkan di tengah segala tantangan dan kehilangan yang kualami dalam hidup ini. Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Akitab SetahunHakim-Hakim 1-3; Lukas 41-30

berharga kematian orang yang dikasihinya